Sabtu, 08 Januari 2011

TEORI SOSIOLOGI MODERN

1. Teori Fungsionalisme struktural
Fungsionalisme struktural merupakan salah satu paham atau perspektif dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tak dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Menurut pandangan teori ini, masyarakat luas akan berjalan normal kalau masing-masing elemen atau institusi menjalankan fungsinya dengan baik. Kemacetan pada salah satu institusi akan menyebabkan kemacetan pada institusi yang lain dan pada gilirannya akan menyebabkan kemacetan pada masyarakat secara keseluruhan.
Secara ekstrim teori ini mengatakan bahwa segala sesuatu dalam masyarakat ada fungsinya, termasuk hal-hal seperti kemiskinan, peperangan, atau kematian.
Contoh 1:seorang supir angkut. Seoarang supir angkut fungsional dikarenakan dengan adanya supir angkut, maka pasti ada penumpang. Selain itu juga fungsional terhadap para deler mobil angkut dan pada pemimpin dari supir angkut itu maupun dengan orang atau sistem yang menjual bensin.
Contoh 2:seorang koruptor. Seoarang koruptor dikatakan fungsional karena dengan adanya seorang koruptor, maka fungsional terhadap para polisi dan jaksa Agung maupun KPK. Selain itu juga pada wartawan. Oleh karena itu, seorang koruptor pun menjadi fungsonal karena masih berhubungan dengan sistem atau bagian yang lain

2. Teori konflik merupakan salah satu perspektif didalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial tang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Perbedaan antara teori fungsionalisme struktural dengan teri konflik yaitu menurut teori fungsionalisme struktural, elemen-elemen itu fungsional, sehingga masyarakat secara keseluruhan bisa berjalan secara normal. Sedangkan bagi teori konflik, elemen-elemen itu mempunyai kepentingan yang berbeda-beda sehingga mereka berjuang untuk saling mengalahkan satu sama lain guna memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Contoh 1: seorang supir angkut. Jika kita lihat dari teori konflik seorang supir angkut dalam sistem sosial dimasyarakat mempunyai kedudukan yang lebih rendah tingkatannya dari pada seorang direktur, pejabat , maupun dari pimpinanya yang lebih kuasa pada diri seorang supir angkut tersebut. Sehingga hal ini juga bisa menyebabkan sebuah konflik .
Contoh 2: seorang koruptor. Seorang koruptor jika dilihat dari teori konflik , yaitu seorang koruptor merupakan orang yang melakukan atau menyelewengkan uang negara. Secara otomatis orang itu tidak berfungsi sesuai dengan semestinya . bagaimana sesuatu yang bukan miliknya dijadikan miliknya. Hal ini dalam masyarakat maupun sistem akan menjadi suatu konflik besar dan bisa merusak apa yang ada dalam masyarakat. Dan dalam masyarakat dia akan dipandang sebagai orang yang tidak berfungsi dalam masyarakat. Dan mayarakat tidak mengharapkan adanya seorang koruptor.

teori sosiologi modern

aq anak kangean kepulauan madura